Jumat, 09 Februari 2018

Banjir Datang

Hujan Datang, Banjir Datang
oleh: Ahmad Amin Udin

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak curah hujan tinggi pada bulan februari hingga maret 2018, "Wilayah Indonesia mengalami puncak musim hujan di bulan Februari dan diperkirakan akan terus berlangsung pada bulan Maret. Akan masih mengalami kondisi hujan dan puncak musim hujan," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di kantor BMKG Kemayoran Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018).
    Beda fisiografis kota Banyuwangi dengan kota Jakarta yang saat ini masih belum dapat mengendalikan banjir tahunan. Selama ini banjir kota Jakarta merupakan banjir kiriman dari kabupaten Bogor dan  sekitarnya yang terpantau dengan adanya waduk Katulampa Bogor kenaikan air setinggi mana pun dilaporkan dan dicermati sebagai antisipasi limpahan air menuju kota Jakarta.
    Bukan tidak berarti pemerintah daerah tidak mencegah dan mengendalikan banjir, banyak upaya dilakukan dari waktu ke waktu misalkan membuka jalur codetan sungai citarum di sekitar kampung bidara cina, membuka dan memperbesar waduk yang berada di daerah kabupaten Bogor. Imbas dari itu semua adalah masyarakat yang enggan untuk direlokasi di tempat baru misalkan di rumah susun, alasan ketidak inginan pindah karena harus mengkontrak rumah susun padahal rumah yang ditempati sekarang tidak menyewa. Kendala lainnya adalah upaya pembebasan lahan yang terkendala dalam nominal besaran pembebasan lahannya. Bersyukur di Banyuwangi curah hujan yang besar masih bisa ditolerir namun pada kenyataanya pun masih saja ada daerah terkena banjir misalkan daerah-daerah sepanjang sungai dalam waktu dua jam terus menerus air hujan akan cepat naik.
    Banyuwangi masih memiliki waktu untuk berfikir bagaimana menanggulangi curah hujan yang tiap tahun terus menerus tinggi intensitasnya. Alam meski pun bisa di ramal namun ramalan tersebut sifatnya hanyalah antisipasi saja karena kenyataanlah yang lebih benar. Apa yang dilakukan sebagai manusia paling tidak melakukan beberapa hal dengan mengurangi debit air, mengarahkan air sesuai jalurnya, dan menampung debit air. 
    Peran sekolah dengan lahan yang masih luas dapat membantu mengurangi debit air dengan cara membuat resapan air sebanyak mungkin, peranan RTH Sekolah juga membantu mengurangi cepat lajunya air dalam genangan. Saluran air di sekolah harus terarah dan tidak berhenti di satu titik bisa diarahkan ke resapan air bisa juga di arahkan keluar sungai (bila sekolah dekat sungai) atau selokan kampung.
    Memperbesar ukuran parit bisa dilakukan, di perkotaan besarnya ukuran parit terkadang tidak sebanding dengan debit air yang datang. Sampai pula padadaerah aliran sungai (DAS) di wilayah perkotaan terkadang terganggu atau semakin sempit karena bangunan-bangunan liar yang berdiri di pinggiran DAS. Perlu kiranya untuk menormalisasikan DAS sesuai fungsinya.
     Air datang sesuai arahnya mengalir dari daerah tinggi menuju daerah rendah, air dapat dikurangi, air dapat diarahkan dan air harus ditampung dalam sebuah tempat/wadah khusus luas dan dalam yang selanjutnya ketika musim kemarau pun air tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk irigasi atau air minum.

 
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar